Sabtu, 29 Maret 2014

PETA KONSEP

 

APERSEPSI
Gambar 1



Sumber : http://2.bp.blogspot.com/hpnxal7lTM4/Tt6zmIkdKkI/AAAAAAAAABw/atHM1Kxjiys/s1600/apersepsi.JPG
Gambar 2

 
Sumber : http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirqMdPMcjqYtHcjjaVf0XFJrZvGEioEwmvcamtAOzyQOTKB3J0Zcl0lluF62BoSF1a6XpBFqN2fvTGOvVIU8BAYrkXdemPHM38kdAVW90jrQhjZBuqA8zdOJfTSKEAK9WzQWQNGZwJs2Vh/s1600/1.jpg

Perhatikan gambar- gambar di atas! Dari gambar- gambar di atas, kita dapat merasakan panas atau dingin suatu benda dengan menyentuhnya. Akan tetapi, apakah perasaan kita dapat menyatakan suhu benda dengan tepat? Bagaimana kalian dapat menyimpulkannya dan mengkaitkannya dengan konsep suhu? Untuk memahami dengan jelas tentang suhu, mari kita belajar dengan baik.

KONSEP SUHU
Ketika tangan kita dicelupkan ke dalam air hangat, yang kita rasakan adalah tangan kita akan merasakan hangat/ panas. Demikian pula saat tangan kita memegang es, ternyata tangan kita merasa dingin. Dari pernyataan tersebut, untuk merasakan dingin atau panasnya suatu benda, seseoang akan menggunakan perasaannya untuk menilai kondisi benda tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari panas atau dingin biasa digunakan untuk menjelaskan derajat suhu suatu benda. Suatu benda dikatakan panas, berarti benda tersebut memiliki suhu yang tinggi. Demikian pula suatu benda dikatakan dingin, berarti benda tersebut bersuhu rendah. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep mengenai suhu adalah ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda.

KONSEP TERMOMETER



Sumber : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8uCBnAgrD1dZcYSRPVKcdP2UwBpYohYR-83MDLrd8A2RfRkILnmmLNDFjg-CZjiw2Vms6tLSMoPVP5vHuhf5VOFTKf3z6sAn1ApZ2BEBgs_TrX4rulMK1biJdxNuie7sG4rc0tRtvC0M/s1600/chicktec-6-thermometer-498-p.jpg

Derajat suhu suatu benda tidak hanya dinyatakan secara kualitatif saja namun harus dengan secara kuantitatif. Hal ini bertujuan agar mendapatkan informasi mengenai suhu Namun, perasaan kita tidak dapat menyatakan suhu suatu benda dengan tepat, karena jangkuan perasaan kita terbatas. Oleh karena itu manusia menciptakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mengukur suhu dan besarnya suhu dapat dilihat dari angka yang ditunjukkan, yaitu thermometer.

Termometer (alat untuk mengukur suhu) harus diisi dengan zat cair yang bersifat termometrik. Termometrik yaitu mengalami perubahan fisis pada saat dipanaskan atau didinginkan (misalnya raksa dan alkohol). Oleh karena itu, termometer dibuat berdasarkan prinsip bahwa volume zat cair akan berubah apabila dipanaskan atau didinginkan. Volume zat cair akan bertambah apabila dipanaskan, sedangkan apabila didinginkan volume zat cair akan berkurang. Naik atau turunnya zat cair tersebut digunakan sebagai acuan untuk menentukan suhu suatu benda.

SKALA SUHU PADA TERMOMETER
Agar termometer bisa digunakan untuk mengukur suhu maka perlu ditetapkan skala suhu. Terdapat dua skala suhu yang sering digunakan, antara lain skala celcius dan skala Fahrenheit. Skala yang paling banyak digunakan saat ini adalah skala celcius. Skala fahreheit paling banyak digunakan di Amerika Serikat, skala suhu yang cukup penting dalam bidang sains adalah skala mutlak atau kelvin. Halliday Resnick (1978:705). Perhatikan skala pada termometer berikut ini :



Sumber : http://anomalika.blogspot.com/2014/03/petakonsep-apersepsi-gambar-1-sumber.html

Dimana skala adalah suhu titik didih air dikurangi suhu titik lebur es.
Perbandingan skala = C : F : R : K
                                = 100 : 180 : 80 : 100
                                = 5 : 9 : 4 : 5
sehingga untuk perubahan skala suhu dari Celsius menjadi Reamur atau menjadi skala suhu termometer lainnya sebagai berikut :



Dari perbandingan antar skala pada termometer di atas, dapat dikonversi menjadi beberapa cara. Hubungan-hubungan rumus tersebut dapat diperoleh :

Antara C dan R


Antara C dan F



Antara C dan K


Antara R dan F


Antara R dan K


Antara F dan K


Sumber : http://luvspaniard.files.wordpress.com/2009/05/microsoft-word-suhu1.pdf

JENIS TERMOMETER

Termometer Zat Cair

Sumber : Wahono, dkk, 2013
Termometer zat cair dibuat berdasarkan perubahan volume. Penggunaan termometer zat cair dibuat dengan memanfaatkan konsep pemuaian zat cair, biasanya zat cair yang digunakan adalah raksa atau alkohol.. Sifat naik atau turunnya zat cair dalam pipa kapiler sebagai akibat pemuaian zat cair inilah yang digunakan untuk mengukur suhu. Permukaan zat cair naik sepanjang pipa kapiler dan berhenti pada posisi tertentu yang sesuai dengan suhu benda. Suhu yang terukur dinyatakan oleh skala yang berimpit dengan permukaan zat cair pada pipa kapiler tersebut.

Pemuaian yang terjadi pada zat cair adalah muai volume. Air yang keluar dari bejana merupakan indikasi perbedaan pemuaian yang berbeda antara zat padat dan zat cair. Air yang tertumpah dari bejana menandakan pemuaian zat cair yang lebih besar dari muai zat padat, dalam hal ini adalah bejananya. Makin tinggi kenaikan suhu, makin besar penambahan volume zat cair. Pemuaian zat cair yang satu dengan yang lain umumnya berbeda, meskipun volume zat cair mula-mula sama. Untuk seluruh zat cair pemuaian makin besar jika kenaikan suhu bertambah besar.

Termometer Zat Gas


Sumber : http://arifkristanta.files.wordpress.com/2009/08/gas_thermometer.jpg

Termometer gas menggunakan prinsip pengaruh suhu terhadap tekanan. Bagan alat ini sama seperti nanometer. Pipa U yang berisi raksa mula-mula permukaannya sama tinggi. Jika salah satu ujungnya dihubungkan dengan ruangan yang bersisi gas bertekanan, maka akan terjadi selisih tinggi. Contoh: termometer gas pada volume gas tetap

Termometer Bimetal

Sumber : Wahono, dkk, 2013

Termometer bimetal mekanik adalah sebuah termometer yang terbuat dari dau buah kepingan logam yang memiliki koefisien muai berbeda yang dikeling (dipelat) menjadi satu. Kata bimetal sendiri memiliki arti yaitu bi berarti dua sedangkan kata metal berarti logam, sehingga bimetal berarti “dua logam”.

Cara kerja : Keping Bimetal sengaja dibuat memiliki dua buah keping logam karena kepingan ini dapat melengkung jika terjadi perubahan suhu. Prinsipnya, apabila suhu berubah menjadi tinggi, keping bimetal akan melengkung ke arah logam yang keoefisien muainya lebih rendah, sedangkan jika suhu menjadi rendah, keping bimetal akan melengkung ke arah logam yang keofisien muainya lebih tinggi. Logam dengan koefisien muai lebih besar (tinggi) akan lebih cepat memanjang sehingga kepingan akan membengkok (melengkung) sebab logam yang satunya lagi tidak ikut memanjang. Biasanya keping bimetal ini terbuat dari logam yang koefisien muainya jauh berbeda, seperti besi dan tembaga. Pada termometer, keping bimetal dapat difungsikan sebagai penunjuk arah karena jika kepingan menerima rangsangan berupa suhu, maka keping akan langsung melengkung karena pemuaian panjang pada logam.

Termometer Pyrometer Optik


Sebagaimana zat padat, zat cair juga memuai jika dipanaskan. Bahkan, pemuaian zat cair relatif lebih mudah atau lebih cepat teramati dibandingkan dengan pemuaian zat padat. Gas juga memuai jika dipanaskan. Sifat pemuaian gas harus diperhatikan dalam kehidupan sehari hari, misalnya ketika memompa ban sepeda jangan terlalu keras, seharusnya sesuai ukuran.

Berikut adalah video mengenai suhu dan termometer :

 

   
       Apa yang terjadi saat ada perubahan suhu? Untuk mengetahuinya lebih lanjut, kalian dapat mempelajarinya disini :

          Untuk mengasah pengetahuan kalian mengenai konsep suhu dan termometer, cobalah kalian mengasahnya dengan mengerjakan latihan soal ini dengan sungguh- sungguh :

0 komentar:

Posting Komentar